KHUTBAH IDUL FITRI 1432 H
/ 2011
IMAN DAN TAQWA MODAL
MENUJU KEMENANGAN
OLEH : MAMAN SUTARMAN, S.Th.I
Hadirin
Jama’ah shalat Idul fitri Yang Berbahagia............
Pagi ini,
nampak matahari terbit di ufuk timur seraya memancarkan sinarnya yang khas
menyebar ke seluruh penjuru dunia seraya mengucapkan selamat kepada kaum
muslimin dan muslimat yang sedang merayakan kemenangan besar, setelah selama
sebulan berjuang dengan penuh semangat yang didasari dengan niat yang ikhlas
serta berusaha untuk tidak melakukan pelanggaran sedikitpun selama berjuang... seolah
berkata “selamat berbahagia wahai kaum muslimin, nikmatilah kemenangan ini
dengan penuh kesyukuran kepada Allah swt semoga Allah swt mempertemukan kembali
kalian di bulan ramadhan yang akan datang. Sebagaimana doa yang sering dialantunkan
oleh Yahya bin Abi Katsir “YA Allah....
Sampaikanlah aku untuk mendapati Ramadhan samapaikanlah ramadhan untuk menemuiku
dan terimalah semua amalanku selama ramadhan.”
Dengan
terbenamnya matahari sore hari kemarin, menandakan bahwa ramadhan telah pergi
meninggalkan kita semua, bulan yang selalu dirindukan kedatangannya selalu di
idam-idamkan amalan-amalannya namun hari ini ramadhan telah meninggalkan kita
dan tidak dapat kita halangi sedikitpun kepergiannya, dengan kepergiannya,
ramadhan seolah menorehkan duka mendalam
pada diri kita semua.... hanya satu kata yang bisa kita ucapkan selamat tinggal
ramadhan...selamat jalan ramadhan...semoga engkau bisa kembali menemui kita
semua di tahun yang akan datang....amin...
Hadirin
Jama’ah shalat Idul fitri Yang Berbahagia............
Sebulan
bukanlah waktu yang singkat dalam hal pembentukan karakter seorang muslim menjadi
insan teladan, baik teladan untuk diri sendiri, keluarga maupun masyarakatnya,
itu semua adalah manifestasi dari gelar yang di berikan Allah kepada Insan
manusia yang telah mendapatkan kelulusan yang berkwalitas dalam puasa ramadhan,
gelar yang dimaskud adalah Muttaqin (orang-orang yang bertaqwa) : sebagaimana
dalam QS. Al Baqarah 183 :
183.
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,
Hadirin
Jama’ah shalat Idul fitri Yang Berbahagia............
Pada tahun
ini merupakan momentum bersejarah bagi umat islam khususnya dan bagi bangsa Indonesia
pada umumnya, sebuah peristiwa yang jarang terjadi di negara kita ini yaitu
sebuah peristiwa yang terjadi pada hari dan tanggal yang sama. Pertama ; 17 Ramadhan yang merupakan hari dimana al-Qur’an
diturunkan ke langit dunia yang dijadikan sebagai kitab undang-undang kehidupan
manusia, Kedua; 17 Agustus yang merupakan hari kemerdekaan bangsa Indonesia.
Namun kali
ini saya akan membahas mengenai hubungn antara Bulan Ramadhan dengan
Kemerdekaan Bangsa Indonsia yang terhimpun dalam judul khutbah kali ini adalah IMAN DAN TAKWA MODAL MENUJU KEMENANGAN.
kedua
peristiwa tersebut mempunyai kesamaan makna yang sama yaitu KEMENANGAN. Paling
tidak ada 3 hal yang sangat mempengaruhi kemenangan tersebut:
Pertama
: dilihat dari Sumber Daya Manusianya (sebagai pelaku), kedua; dilihat dari
segi prosesnya (unsur perjuangannya), ketiga ; Ke Istiqamahan-nya melahirkan Insan
Hakiki (kemenangan).
Hadirin
Jama’ah shalat Idul fitri Yang Berbahagia............
Pertama;
Sumber Daya Manusia;
Puasa Ramadhan yang di awali
dengan panggilan khusus kepada orang-orang yang beriman, hal ini menandakan
bahwa :
ü iman
adalah sumber energi yang senantiasa memberikan kekuatan yang tiada habisnya untuk
memberi dan meyemai kebaikan, keindahan dan kebenaran dalam taman hidupnya,
ü iman
itu bergerak mencegah kejahatan, kebatilan dan kerusakan.
ü Iman
adalah gelora yang mengalirkan inspirasi kepada akal pikiran manusia, maka
lahirlah basyirah (mata hati) sebuah
pandangan yang dilandasi oleh kesempurnaan ilmu dan keutuhan keyakinan.
ü Iman
adalah bekal yang menjalar keseluruh tubuh kita, maka lahirlah harokah yaitu gerakan terpimpin untuk
memenangkan kebenaran atas kebatilan, keadilan atas kedhaliman dan kekuatan
jiwa atas kelemahan.
ü Demikian
iman juga sebagai cahaya yang menerangi dan melapangkan jiwa maka lahirlah takwa, yang juga melahirkan sifat tawadhu (rendah hati), wara’(membatasi makanan dari yang
halal), qana’ah (puas karena Allah)
dan yaqin (kepercayaan penuh atas
kehidupan abadi.
ü Dan
yang tidak kalah pentingnya iman mampu mengubah individu menjadi baik, dan
kebaikan individu akan menjalar ditengah kehidupan masyarakat, maka masyarakat
menjadi erat, dekat dan akarab yang mereka akan menjadi dermawan, yang miskin
menjadi iffah (menjaga kehormatan dan harga diri), yang berkuasa menjadi adil,
yang ulama menjadi takwa, yang kuat menjadi penyayang, yang pinter menjadi
rendah hati,yang bodoh menjadi pembelajar, dan yang mempunyai kedudukan tinggi
bisa menjadi tempat untuk bernaung bagi yang rendah.
Ternyata Iman
Inilah yang dijadikan modal dasar bagi para insan yang hendak ingin menjadi
insan yang muttaqin memalui proses Berpuasa Ramadhan, iman ini pula yang kaya
dimiliki oleh para MUJAHID/MUJAHIDAH para pejuang kita yang berjuang untuk
menyelamatkan bumi pertiwi ini dari penjajah dengan keringat dan darahnya,
beliau taruhkan tanpa ada sedikitpun unsur untuk mendapatkan pujian. Dengan
demikian sebuah proses yang panjang sehingga berujung kepada kemenangan.
Hadirin
Jama’ah shalat Idul fitri Yang Berbahagia............
Kedua : Proses Perjuangan
Puasa
Ramadhan yang dialaksanakan sebulan penuh merupakan sebuah proses
penggembelengan jiwa menuju kepada kemenangan. Begitu banyak musuh yang
senantiasa kita hadapi demi menjaga supaya puasa kita tetap terjaga.
Sebagaimana musuh yang besar kita hadapi adalah hawa nafsu yang merupakan musuh
besar yang harus kita perangi. Sebagaimana rasulullah saw bersabda “baru saja kita kembali dari perang yang
kecil, sekarang kita akan menuju perang yang besar yaitu perang melawan hawa
nafsu”.
Hadirin
Jama’ah shalat Idul fitri Yang Berbahagia............
Musuh itu datang bukan dari
faktor external (orang lain) namun dari diri kita sendiri, di dalam diri kita
terdapat syahwat yang tak terpisahkan dari diri kita sendiri : QS. Ali Imran :
14
14. Dijadikan indah pada (pandangan)
manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita,
anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan,
binatang-binatang ternak[186] dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik
(surga).
Allah
swt telah memperingatkan kepada kita agar senantiasa waspada terhadap bahaya
hawa nafsu, yang merupakan musuh dalam
selimut, jika manusia tidak berhati-hati mereka akan tersesat dan terjerumus kedalam
kebinasaan. Alangkah banyaknya manusia yang tertipu oleh hawa nafsunya, bahkan
mereka telah menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhan. Dengan demikian bahwa Perjuangan
melawan hawa nafsu adalah pertempuran terbesar dan abadi bagi orang-orang yang
beriman. Sesungguhnya Allah swt telah menjamin kepada orang orang-orang yang
mampu menahan hawa nafsunya :
40.
Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri
dari keinginan hawa nafsunya,
41. maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya).
Dengan demikian
kekuatan itu harus dimiliki oleh setiap muslim, Rasulullah saw bersabda “orang yang kuat adalah bukan orang yang kuat
bertinju akan tetapi orang yang kuat mengendalikan hawa nafsunya, ketika emosi
ia mampu menahan diri, saat berkuasa ia tidak korupsi, saat di atas dia tidak
menginjak, saat ia berjaya ia tidak sok jago dan disaat ia diberi sedikit ilmu
ia tidak menyombongkan diri dengan ilmunya, serta disaat kalah ia tidak
menyerah, saat di bawah ia tidak putus asa dan disaat miskin ia tetap bersyukur
kepada Allah swt.”
Hadirin
Jama’ah shalat Idul fitri Yang Berbahagia............
Bagaimana
Kaitannya dengan pergerakan para syuhada/pahlawan bangsa pengusir penjajah;
seperti Bung Tomo pengerah arek-arek suroboyo, Muhamamd Nastsir pemersatu
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, H. Adul Halim, tuanku imam bonjol,
Diponegaoro, Sultan hasanuddin, Cut Nyak dien dan para Mujahid-Mujahidah/pejuang-pejuang
lain, mereka adalah para ulama yang memiliki keimanan kuat dan siap syahid
dimedan perang melawan kaum penjajah yang nota bene mereka adalah orang-orang
kafir dan itu adalah musuh yang besar yang harus diperangi. Karena mereka
berkeyakinan sebagaimana Allah berfirman :
9. Hai
Nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap
keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah jahannam dan itu adalah
seburuk-buruknya tempat kembali. (at-Tahrim : 9)
Dengan
segala jiwa, raga keringat, darah mereka tumpahkan gunung, lembah, sungai
mereka lewati, siang malam waktu yang mereka tidak perhitungkan semua itu
dilakukan hanya satu tujuan yaitu kemenangan Indonesia dari penajajah Kafir. Hanya
satu Cita-cita mereka : ‘Isy Kariiman au Maat Syahidan (Hidup Mulia atau mati syahid)
sebagaimana Keyakinan mereka diabadikan dalam QS. Ali Imran 169 “169.
Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati;
bahkan mereka itu hidup[248] disisi Tuhannya dengan mendapat
rezki.
Hadirin
Jama’ah shalat Idul fitri Yang Berbahagia............
Ketiga : Istiqamah / konsisten
Keistiqamahan
seseorang inilah yang mengantarkan manusia mendapatkan buah kemenangan. Gelar
muttaqin itulah yang didapatkan oleh orang-orang yang berpuasa ramadhan dengan
penuh seksama, karena Tidak dapat
disangkal bahwa sebaik-baik bekal bagi orang yang beriman adalah takwa, inilah
yang menjadi kunci kebahagiaan hidup, takwa menjadi gelar tertinggi dan derjaat
tertinggi bagi orang-orang yang beriman, dan ini diraih melelaui proses Puasa
Ramadhan. gelar inilah yang diidam-idamkan oleh orang-orang yang beriman,
karena mereka tahu bahwa takwa mampu untuk mejadi soslusi unutk mengatasi
setiap kelemahan ketertinggalan dan kehinaan yang sedang mendera umat islam .
ia adalah satu faktor yang apabila kita pegang teguh, pangkal datangnya pertolongan
dan tafik dari Allah swt.
Sahabat Nabi
menceritakan suatu hari Rasulullah saw menasaheti kami yang menyebablan hati
kami terharu dan berlinang air mata lantas kami berkata “Ya Rasulullah
seolah-olah ini adalah nasehat terakhir bagi orang yang akan berpisah namun
sebelum berpisah maka nasehatilah kami dahulu
ya Rasulullah... Nabi Manjawab, “aku berwasiat kepada kalian untuk
bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat (kepada pemimpin) walaupun yang
memimpin itu adalah seorang budak.”
Hadirin
Jama’ah shalat Idul fitri Yang Berbahagia............
Melihat
Perjuangan yang di lakukan oleh para syuhada/pejuang kita membuahkan hasil
kemenangan/kemerdekaan, ini terjadi pada hari jum’at, 17 agustus 1945, dan ini bertepatan
dengan bulan suci Ramadhan 66 tahun yang lalu manandakan bahwa dua kemenangan
besar secara sekaligus kita dapatkan itu murni atas bantuan dari Allah swt,
terbukti bahwa bambu rincing mampu mengalahkan musuh dengan senjata lengkap,
maka dari itu dalam undang-undang dasar 1945 disebutkan bahwa “dengan rahmat
Allah swt” kemerdekaan itu tercapai. Hal ini terwujud karena atas dorongan iman
dan semangat yang meluap-luap sehingga allah swt memenangkan kebenaran; sebagaimana
allah swt berfirman QS. Al’Arof: 96
96.
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami
akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya.
Namun
dengan demikian yang tak kalah terpenting dari hikmah kemenangan ini adalah
bagaimana kita bangsa indonesia mampu mengisi kemenangan ini dengan penuh
syukur dan tanggung jawab, jangan sampai kemurkaan Allah datang hanya karena
kita salah dalam berbuat.
Hadirin
Jama’ah shalat Idul fitri Yang Berbahagia............
Dari 2
peristiwa di atas kita dapat tarik kesimpulan bahwa kemenangan itu bukan
terjadi secara kebetulan begitu saja, namun atas dorongan iman dan takwalah
yang mempu untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik. Dengan puasa ramadhan
mengarahkan kita untuk menjadi insan yang muttaqin, dengan dorongan iman dan
takwa pula para syuhada/pahlawan bangsa berhasil untuk membawa indonesia
terbebas dari belenggu penjajah. Terakhir pesan Allah swt dalam QS. Ali imran ; 133-135
133.
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya
seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, 134.
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun
sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan)
orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. 135. Dan (juga)
orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri
sendiri[229], mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun
terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari
pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka
mengetahui.
DOA