Rabu, 20 Maret 2013

Khutbah Idul Fitri 1432 H/2011 M



KHUTBAH IDUL FITRI 1432 H / 2011
IMAN DAN TAQWA MODAL MENUJU  KEMENANGAN
OLEH :  MAMAN SUTARMAN, S.Th.I

Hadirin Jama’ah shalat Idul fitri Yang Berbahagia............
Pagi ini, nampak matahari terbit di ufuk timur seraya memancarkan sinarnya yang khas menyebar ke seluruh penjuru dunia seraya mengucapkan selamat kepada kaum muslimin dan muslimat yang sedang merayakan kemenangan besar, setelah selama sebulan berjuang dengan penuh semangat yang didasari dengan niat yang ikhlas serta berusaha untuk tidak melakukan pelanggaran sedikitpun selama berjuang... seolah berkata “selamat berbahagia wahai kaum muslimin, nikmatilah kemenangan ini dengan penuh kesyukuran kepada Allah swt semoga Allah swt mempertemukan kembali kalian di bulan ramadhan yang akan datang. Sebagaimana doa yang sering dialantunkan oleh Yahya bin Abi Katsir “YA Allah.... Sampaikanlah aku untuk mendapati Ramadhan samapaikanlah ramadhan untuk menemuiku dan terimalah semua amalanku selama ramadhan.”

Dengan terbenamnya matahari sore hari kemarin, menandakan bahwa ramadhan telah pergi meninggalkan kita semua, bulan yang selalu dirindukan kedatangannya selalu di idam-idamkan amalan-amalannya namun hari ini ramadhan telah meninggalkan kita dan tidak dapat kita halangi sedikitpun kepergiannya, dengan kepergiannya, ramadhan seolah menorehkan  duka mendalam pada diri kita semua.... hanya satu kata yang bisa kita ucapkan selamat tinggal ramadhan...selamat jalan ramadhan...semoga engkau bisa kembali menemui kita semua di tahun yang akan datang....amin...

Hadirin Jama’ah shalat Idul fitri Yang Berbahagia............
Sebulan bukanlah waktu yang singkat dalam hal pembentukan karakter seorang muslim menjadi insan teladan, baik teladan untuk diri sendiri, keluarga maupun masyarakatnya, itu semua adalah manifestasi dari gelar yang di berikan Allah kepada Insan manusia yang telah mendapatkan kelulusan yang berkwalitas dalam puasa ramadhan, gelar yang dimaskud adalah Muttaqin (orang-orang yang bertaqwa) : sebagaimana dalam QS. Al Baqarah 183 :



183. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,

Hadirin Jama’ah shalat Idul fitri Yang Berbahagia............
Pada tahun ini merupakan momentum bersejarah bagi umat islam khususnya dan bagi bangsa Indonesia pada umumnya, sebuah peristiwa yang jarang terjadi di negara kita ini yaitu sebuah peristiwa yang terjadi pada hari dan tanggal yang sama. Pertama ; 17  Ramadhan yang merupakan hari dimana al-Qur’an diturunkan ke langit dunia yang dijadikan sebagai kitab undang-undang kehidupan manusia, Kedua; 17 Agustus yang merupakan hari kemerdekaan bangsa Indonesia.

Namun kali ini saya akan membahas mengenai hubungn antara Bulan Ramadhan dengan Kemerdekaan Bangsa Indonsia yang terhimpun dalam judul khutbah kali ini adalah IMAN DAN TAKWA MODAL MENUJU KEMENANGAN.
kedua peristiwa tersebut mempunyai kesamaan makna yang sama yaitu KEMENANGAN. Paling tidak ada 3 hal yang sangat mempengaruhi kemenangan tersebut:
Pertama : dilihat dari Sumber Daya Manusianya (sebagai pelaku), kedua; dilihat dari segi prosesnya (unsur perjuangannya), ketiga ; Ke Istiqamahan-nya melahirkan Insan Hakiki (kemenangan). 

Hadirin Jama’ah shalat Idul fitri Yang Berbahagia............
Pertama; Sumber Daya Manusia;
Puasa Ramadhan yang di awali dengan panggilan khusus kepada orang-orang yang beriman, hal ini menandakan bahwa :
ü  iman adalah sumber energi yang senantiasa memberikan kekuatan yang tiada habisnya untuk memberi dan meyemai kebaikan, keindahan dan kebenaran dalam taman hidupnya,
ü  iman itu bergerak mencegah kejahatan, kebatilan dan kerusakan. 
ü  Iman adalah gelora yang mengalirkan inspirasi kepada akal pikiran manusia, maka lahirlah basyirah (mata hati) sebuah pandangan yang dilandasi oleh kesempurnaan ilmu dan keutuhan keyakinan.
ü  Iman adalah bekal yang menjalar keseluruh tubuh kita, maka lahirlah harokah yaitu gerakan terpimpin untuk memenangkan kebenaran atas kebatilan, keadilan atas kedhaliman dan kekuatan jiwa atas kelemahan.
ü  Demikian iman juga sebagai cahaya yang menerangi dan melapangkan jiwa maka lahirlah takwa, yang juga melahirkan sifat tawadhu (rendah hati), wara’(membatasi makanan dari yang halal), qana’ah (puas karena Allah) dan yaqin (kepercayaan penuh atas kehidupan abadi.
ü  Dan yang tidak kalah pentingnya iman mampu mengubah individu menjadi baik, dan kebaikan individu akan menjalar ditengah kehidupan masyarakat, maka masyarakat menjadi erat, dekat dan akarab yang mereka akan menjadi dermawan, yang miskin menjadi iffah (menjaga kehormatan dan harga diri), yang berkuasa menjadi adil, yang ulama menjadi takwa, yang kuat menjadi penyayang, yang pinter menjadi rendah hati,yang bodoh menjadi pembelajar, dan yang mempunyai kedudukan tinggi bisa menjadi tempat untuk bernaung bagi yang rendah.  

Ternyata Iman Inilah yang dijadikan modal dasar bagi para insan yang hendak ingin menjadi insan yang muttaqin memalui proses Berpuasa Ramadhan, iman ini pula yang kaya dimiliki oleh para MUJAHID/MUJAHIDAH para pejuang kita yang berjuang untuk menyelamatkan bumi pertiwi ini dari penjajah dengan keringat dan darahnya, beliau taruhkan tanpa ada sedikitpun unsur untuk mendapatkan pujian. Dengan demikian sebuah proses yang panjang sehingga berujung kepada kemenangan.

Hadirin Jama’ah shalat Idul fitri Yang Berbahagia............
Kedua : Proses Perjuangan
Puasa Ramadhan yang dialaksanakan sebulan penuh merupakan sebuah proses penggembelengan jiwa menuju kepada kemenangan. Begitu banyak musuh yang senantiasa kita hadapi demi menjaga supaya puasa kita tetap terjaga. Sebagaimana musuh yang besar kita hadapi adalah hawa nafsu yang merupakan musuh besar yang harus kita perangi. Sebagaimana rasulullah saw bersabda “baru saja kita kembali dari perang yang kecil, sekarang kita akan menuju perang yang besar yaitu perang melawan hawa nafsu”.

Hadirin Jama’ah shalat Idul fitri Yang Berbahagia............
Musuh itu datang bukan dari faktor external (orang lain) namun dari diri kita sendiri, di dalam diri kita terdapat syahwat yang tak terpisahkan dari diri kita sendiri : QS. Ali Imran : 14
 







14. Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[186] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).

Allah swt telah memperingatkan kepada kita agar senantiasa waspada terhadap bahaya hawa nafsu, yang  merupakan musuh dalam selimut, jika manusia tidak berhati-hati mereka akan tersesat dan terjerumus kedalam kebinasaan. Alangkah banyaknya manusia yang tertipu oleh hawa nafsunya, bahkan mereka telah menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhan. Dengan demikian bahwa Perjuangan melawan hawa nafsu adalah pertempuran terbesar dan abadi bagi orang-orang yang beriman. Sesungguhnya Allah swt telah menjamin kepada orang orang-orang yang mampu menahan hawa nafsunya :
 


40. Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, 41. maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya).

Dengan demikian kekuatan itu harus dimiliki oleh setiap muslim, Rasulullah saw bersabda “orang yang kuat adalah bukan orang yang kuat bertinju akan tetapi orang yang kuat mengendalikan hawa nafsunya, ketika emosi ia mampu menahan diri, saat berkuasa ia tidak korupsi, saat di atas dia tidak menginjak, saat ia berjaya ia tidak sok jago dan disaat ia diberi sedikit ilmu ia tidak menyombongkan diri dengan ilmunya, serta disaat kalah ia tidak menyerah, saat di bawah ia tidak putus asa dan disaat miskin ia tetap bersyukur kepada Allah swt.”

Hadirin Jama’ah shalat Idul fitri Yang Berbahagia............
Bagaimana Kaitannya dengan pergerakan para syuhada/pahlawan bangsa pengusir penjajah; seperti Bung Tomo pengerah arek-arek suroboyo, Muhamamd Nastsir pemersatu wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, H. Adul Halim, tuanku imam bonjol, Diponegaoro, Sultan hasanuddin, Cut Nyak dien dan para Mujahid-Mujahidah/pejuang-pejuang lain, mereka adalah para ulama yang memiliki keimanan kuat dan siap syahid dimedan perang melawan kaum penjajah yang nota bene mereka adalah orang-orang kafir dan itu adalah musuh yang besar yang harus diperangi. Karena mereka berkeyakinan sebagaimana Allah berfirman :
 





9. Hai Nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah jahannam dan itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali. (at-Tahrim : 9)

Dengan segala jiwa, raga keringat, darah mereka tumpahkan gunung, lembah, sungai mereka lewati, siang malam waktu yang mereka tidak perhitungkan semua itu dilakukan hanya satu tujuan yaitu kemenangan Indonesia dari penajajah Kafir. Hanya satu Cita-cita mereka  : ‘Isy Kariiman au Maat Syahidan (Hidup Mulia atau mati syahid) sebagaimana Keyakinan mereka diabadikan dalam QS. Ali Imran 169 “169.
 







Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup[248] disisi Tuhannya dengan mendapat rezki.

Hadirin Jama’ah shalat Idul fitri Yang Berbahagia............
Ketiga : Istiqamah / konsisten
Keistiqamahan seseorang inilah yang mengantarkan manusia mendapatkan buah kemenangan. Gelar muttaqin itulah yang didapatkan oleh orang-orang yang berpuasa ramadhan dengan penuh seksama, karena  Tidak dapat disangkal bahwa sebaik-baik bekal bagi orang yang beriman adalah takwa, inilah yang menjadi kunci kebahagiaan hidup, takwa menjadi gelar tertinggi dan derjaat tertinggi bagi orang-orang yang beriman, dan ini diraih melelaui proses Puasa Ramadhan. gelar inilah yang diidam-idamkan oleh orang-orang yang beriman, karena mereka tahu bahwa takwa mampu untuk mejadi soslusi unutk mengatasi setiap kelemahan ketertinggalan dan kehinaan yang sedang mendera umat islam . ia adalah satu faktor yang apabila kita pegang teguh, pangkal datangnya pertolongan dan tafik dari Allah swt.

Sahabat Nabi menceritakan suatu hari Rasulullah saw menasaheti kami yang menyebablan hati kami terharu dan berlinang air mata lantas kami berkata “Ya Rasulullah seolah-olah ini adalah nasehat terakhir bagi orang yang akan berpisah namun sebelum berpisah maka nasehatilah kami dahulu  ya Rasulullah... Nabi Manjawab, “aku berwasiat kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat (kepada pemimpin) walaupun yang memimpin itu adalah seorang budak.”

Hadirin Jama’ah shalat Idul fitri Yang Berbahagia............
Melihat Perjuangan yang di lakukan oleh para syuhada/pejuang kita membuahkan hasil kemenangan/kemerdekaan, ini terjadi pada hari jum’at, 17 agustus 1945, dan ini bertepatan dengan bulan suci Ramadhan 66 tahun yang lalu manandakan bahwa dua kemenangan besar secara sekaligus kita dapatkan itu murni atas bantuan dari Allah swt, terbukti bahwa bambu rincing mampu mengalahkan musuh dengan senjata lengkap, maka dari itu dalam undang-undang dasar 1945 disebutkan bahwa “dengan rahmat Allah swt” kemerdekaan itu tercapai. Hal ini terwujud karena atas dorongan iman dan semangat yang meluap-luap sehingga allah swt memenangkan kebenaran; sebagaimana allah swt berfirman QS. Al’Arof: 96
 





96. Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.
Namun dengan demikian yang tak kalah terpenting dari hikmah kemenangan ini adalah bagaimana kita bangsa indonesia mampu mengisi kemenangan ini dengan penuh syukur dan tanggung jawab, jangan sampai kemurkaan Allah datang hanya karena kita salah dalam berbuat.

Hadirin Jama’ah shalat Idul fitri Yang Berbahagia............
Dari 2 peristiwa di atas kita dapat tarik kesimpulan bahwa kemenangan itu bukan terjadi secara kebetulan begitu saja, namun atas dorongan iman dan takwalah yang mempu untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik. Dengan puasa ramadhan mengarahkan kita untuk menjadi insan yang muttaqin, dengan dorongan iman dan takwa pula para syuhada/pahlawan bangsa berhasil untuk membawa indonesia terbebas dari belenggu penjajah. Terakhir pesan Allah swt  dalam QS. Ali imran ; 133-135
   



 















133. Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, 134. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. 135. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri[229], mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.













DOA